Sabtu, 12 April 2008

New Planet



Massa: Lima kali massa Bumi
Orbit: 13 hari
Suhu: 0 - 40 derajat Celcius
Jarak: 20,5 tahun cahaya
Gugus bintang: Libra
Planet ini 14 kali lebih dekat ke bintang utamanya dari jarak Bumi ke matahari.



WASHINGTON, RABU - Untuk pertama kalinya para astronom menemukan sebuah planet di luar tata surya kita yang memiliki temperatur seperti Bumi dan sepertinya bisa dihuni. Temuan ini dilukiskan sebagai langkah besar dalam usaha pencarian "kehidupan lain di jagat raya."

Planet tersebut memiliki ukuran yang tepat, diduga mempunyai air dalam bentuk cair, dan secara terminologi galaktik berada relatif dekat yakni 190 trilyun kilometer. Namun bintang yang dikelilinginya berupa "bintang kerdil merah" atau red dwarf yang jauh lebih kecil, lebih redup, dan lebih dingin dibanding Matahari kita.

Planet asing itu ditemukan menggunakan teleskop European Southern Observatory di La Silla, Chili, yang memiliki instrumen khusus untuk memecah cahaya guna menemukan objek dalam panjang gelombang berbeda-beda. Dengan cara itulah, ditemukan sebuah planet yang mengelilingi bintang merah kerdil, Gliese 581. Red dwarf adalah bintang kecil berenergi rendah yang memancarkan cahaya merah redup. Sampai beberapa tahun lalu, para astronom tidak menganggap bintang-bintang seperti itu bisa menjadi tempat tinggal planet-planet yang mungkin memiliki kehidupan.

Penemuan planet baru yang kemudian dinamai 581 C ini memicu penelitian lebih jauh terhadap planet-planet yang mengelilingi bintang redup serupa. Perlu diketahui, 80 persen bintang yang berada di dekat Bumi adalah red dwarf.

Planet baru ini sekitar lima kali lebih berat dibanding Bumi. Para penemunya belum yakin apakah permukaannya berbatu seperti Bumi atau berupa es beku dengan air di permukaannya. Bila 581 C ternyata planet batu, maka diameternya diperkirakan sekitar 1,5 kali lebih besar dari Bumi. Namun bila ia ternyata planet es, maka ukurannya mungkin lebih besar lagi.

Berdasar teori, 581 C seharusnya memiliki atmosfer, meski zat apa yang ada di atmosfernya masih misterius. Dan bila atmosfer itu terlalu tebal, maka dikhawatirkan temperatur permukaan planet itu akan terlalu panas. Namun para astronom yakin suhu rata-rata di sana antara 32 hingga 104 derajat.

Masih banyak hal yang harus diteliti sebelum bisa dipastikan apakah planet tersebut bisa mendukung kehidupan atau tidak. Perlu dicatat bahwa syarat-syarat planet yang bisa mendukung kehidupan menurut para peneliti adalah memiliki ukuran relatif serupa dengan Bumi, dan memiliki temperatur yang memungkinkan adanya air dalam bentuk cair. Dengan syarat tersebut, sebenarnya Planet Mars termasuk dalam kategori yang bisa mendukung kehidupan. Meski begitu, ini adalah kali pertama ditemukan planet di luar tata surya yang masuk dalam standar di atas.

"Ini adalah langkah signifikan dalam usaha menemukan kehidupan lain di jagat raya," kata astronom Universitas Jenewa, Michel Mayor, salah satu dari 11 peneliti Eropa yang menemukan planet tersebut. "Sungguh suatu penemuan yang menyenangkan dan kami masih memiliki banyak pertanyaan tentangnya."

Sampai saat ini, seluruh 220 planet yang ditemukan di luar tata surya kita memiliki masalah "Goldilocks". Mereka terlalu panas, terlalu dingin, atau terlalu besar dan berupa planet gas, seperti Jupiter. Nah, planet baru ini sepertinya sangat cocok dengan definisi planet yang bisa dihuni, setidaknya begitu yang diperkirakan para peneliti.


PLANET DI GLIESE 581

WASHINGTON, RABU - Bukti adanya air telah terdeteksi untuk pertama kalinya di sebuah planet di luar tata surya kita. Hal ini memunculkan kembali keingintahuan para peneliti mengenai apakah ada kehidupan lain di luar Bumi. Demikian diungkapkan para astronom di Observatorium Lowell, Flagstaff, Arizona.

Travis Barman, salah seorang astronom, mengatakan bahwa mereka berhasil menemukan uap air di atmosfer sebuah planet gas besar serupa Jupiter yang berada 150 tahun cahaya dari Bumi pada arah gugus bintang Pegasus. Planet itu dikenal dengan nama HD 209458b. "Ini adalah kabar baik karena kami telah lama menduga ada air di atmosfer planet itu dan juga planet-planet lain," kata Barman.

Penelitian mengenai keberadaan uap air itu dimungkinkan karena bila dilihat dari Bumi, planet tersebut mengorbit bintangnya tepat di muka bintang tersebut setiap 3-1/2 hari, sehingga memungkinkan dilakukannya pengukuran. Inilah yang disebut sebagai planet transit. Planet transit akan terlihat mengambang lewat di depan bintangnya bila dilihat dari Bumi.

Sudah sejak lama para ilmuwan berusaha mencari keberadaan air di planet lain - baik di dalam maupun di luar tata surya kita - karena air diyakini merupakan unsur pokok bagi kehidupan. Meski demikian Barman memberi catatan bahwa planet gas seperti Jupiter dan planet ini, sepertinya kurang mungkin memiliki kehidupan. Kehidupan lebih mungkin ditemukan di planet batu seperti Bumi atau Mars. Ia mengatakan, penemuan uap air di atmosfer HD 209458b belum bisa menjawab pertanyaan mengenai keberadaan kehidupan asing di luar sana.

"Ini adalah bagian dari teka-teki karena pengetahuan mengenai penyebaran air di tata surya lain adalah hal yang penting untuk mencari tahu apakah tempat itu bisa mendukung kehidupan atau tidak," katanya. "Keberadaan air tidak selalu seiring dengan keberadaan kehidupan, namun juga bukan berarti tidak mungkin ada kehidupan di sana."

Tidak ada komentar:

President Link